Hujan Terakhir

Hujan Terakhir

puisi oleh Mieft Aenzeish


ini tentang musim kita sayang
musim yang didalamnya tak pernah henti tuk berjuang

telah kita lalui berjalan tanpa kaki
telah kita lampaui mendengar tanpa telinga
telah kita kubur perasaan yang mati
telah kita sudahi nestapa yang menganga

kini kita bersama hujan terakhir
yang dinginnya bisa bikin getir
aku takkan membiarkan kau gigil
aku kan menjagamu sampai menjelma diri sebagai hidrofoil

Sayang,
jika didulu badai dan terpaan angin kencang bisa kita lalui
niscaya hujan terakhir ini pun bisa kita lewati
bahkan rerintiknya bisa kita nikmati
sebagaimana cinta kita yang telah lama tertali


24.09.2016
Bandung



0 Response to "Hujan Terakhir"

Posting Komentar